Teladan

Aldy istanzia wiguna
2 min readJul 28, 2023

--

Ilustrasi

Setiap sosok datang dan pergi dengan kisah dan daya pikatnya masing-masing. Ada yang dirindukan kehadirannya, ada pula yang diabaikan kepergiannya. Semua saling terhubung ketika kata teladan hadir menjadi alasan kecil dari sosok-sosok yang lahir dan tumbuh dalam mengejawantahkan makna jihad, dakwah dan khidmat kepada umat. Mereka yang tidak pernah mengenal lelah dan letih dalam menyambungkan dan menghadirkan dirinya ke hadapan umat. Mereka yang senantiasa menjaga dan menjadi pelindung ketika umat bertanya dan membutuhkan sosok-sosok utama untuk menjadi tempatnya mencari solusi atas sejumlah soalan yang datang menghimpit tanpa mengenal jeda istirahat sedikit pun.

Mereka yang hadir tak sekadar lewat huruf dan kata dalam barisan paragraf penuh di buku. Mereka yang hadir dengan terus melibatkan dirinya, menjadi bagian sederhana yang tidak pernah lekang dimakan zaman. Setia memandu dan membimbing umat dari masa-masa gelap sampai pada masa-masa benderang penuh nikmat. Mungkin, nama mereka tidak pernah tertulis indah dengan tinta emas. Mungkin, nama mereka terdengar begitu meragukan di mata banyak orang yang datang dan pergi bersamaan. Mungkin juga, nama mereka hanya selintas kedengaran di muka dan telinga kita. Tapi panjang jalan jihad, dakwah dan khidmat yang mereka hadirkan untuk umat menjadi simpul yang tidak akan pernah bisa dibantah siapapun juga dalam pentas zaman yang akhir-akhir ini kembali rindu pada sosok-sosok sederhana dengan keteladanan utuh dan seluruh dalam dirinya itu.

Kita rindu sosok-sosok sahaja seperti Haji Oemar Said Tjokroaminoto, Haji Agus Salim, Haji Ahmad Dahlan, Haji Hasyim Asy’ari, Tuan Ahmad Hassan, Haji Soerkati dan sederet nama besar lain yang kisah dan kiprahnya dalam soalan memandu umat menuju masa-masa tercerahkan. Sosok sederhana berhati samudera yang kelak setiap tindak juga ucapnya senantiasa dijadikan mata air bening tempat generasi pelanjut bercermin untuk bersiap dan bersiaga melanjutkan setiap tapak jejak kebaikan yang pernah dihadirkan sosok-sosok luar biasa itu. Sebagaimana petuah seorang guru pernah dituturkan, bila kayu lapuk itu sudah berjatuhan, maka tugas tunas yang barulah untuk melanjutkan agar kelak pohon ini tidak hancur bahkan runtuh begitu saja.

Maka, pada satu titik balik sederhana. Aku menuliskan catatan ini untuk mereka yang tiada pernah lelah menghadirkan dirinya dalam mewujudkan kebaikan Islam pada semesta. Wallahu a’lam bish shawwab.

2023

--

--

Aldy istanzia wiguna
Aldy istanzia wiguna

Written by Aldy istanzia wiguna

Seorang pembaca payah. Saat ini beraktivitas di Pusaka Pustaka, perpustakaan sederhana yang sedang dirintisnya.

No responses yet