Hijrah

Aldy istanzia wiguna
2 min readSep 1, 2019

--

Ia memutuskan hijrah ketika gagasan yang selama ini kadung dianggapnya benar berubah menjadi semacam pencerahan ketika lawan debatnya berganti menjadi gurunya di kemudian hari menyatakan apa yang dilakukannya tak pernah ada dalam titah baginda Nabi. Lelaki itu paham, bahwa pada akhirnya keputusannya untuk berpindah organisasi bisa menjadi petaka di kemudian hari. Dan benar saja, ia akhirnya harus merasakan pelik perjalanan itu. Diusir dan segala fasilitas serta akses wah-nya pun dicabut. Ia hanya membawa beberapa murid saja untuk kemudian berguru kepada si lawan debat. Memulai perjalanan baru sebagai orang baru di rumah baru tentu saja menjadi pengalaman lain yang memerdekakan dirinya. Tugasnya pun menjadi demikian berat. Tak hanya menjadi murid kesayangan, tapi ia kelak tercatat bersinar sebagai sosok yang pengaruhnya benderang hingga hari ini. Tak jarang apa-apa yang diikhtiarkannya kini tetap lestari di sepanjang perjalanan organisasi yang menaungi dirinya selepas kalah debat dengan guru utama dari organisasi pembaharu itu.

Kelak, sejarah mencatat banyak kebaikan darinya. Mulai dari kisahnya yang sakit hati tersebab nama dan perannya seperti terasingkan ketika perdebatan sengit antara sang guru dengan Ahmadiyyah. Lalu kisah dirinya yang selalu tampil gagah juga menawan demi menunjukkan kepada umat bahwa Islam adalah risalah yang mencintai kebersihan dan keindahan bukan sebaliknya. Lalu kisahnya yang memilih mengajar dan menepikan jadwal ta’lim. Juga kisah tulisan muridnya yang berubah menjadi dirinya ketika dipublikasikan di majalah kesayangan umat. Dan rubrik Istifta yang sampai hari ini masih jadi rujukan umat bertanya tentang beragam persoalan yang hadir di tengah-tengah. Pada akhirnya, kita akan tetap belajar banyak darinya. Belajar pada kesungguhannya ketika memilih memperjuangkan segala kebaikan Islam. Belajar pada ketekunannya juga sikap nrimo-nya hingga segala yang terang benderang kini menjadi kebaikan bagi semua. Ia yang terkadang disalahpahami. Dan ia juga yang kini saripati kebaikan juga warisan intelektualnya masih banyak dicari mereka yang hadir dengan gagasan-gagasan terbalik di sebalik fenomena hijrah yang jalannya disesakki dengan onak dan duri ujian dunia.

2019

--

--

Aldy istanzia wiguna

Seorang pembaca payah. Saat ini beraktivitas di Pusaka Pustaka, perpustakaan sederhana yang sedang dirintisnya.