Cemburu

Aldy istanzia wiguna
2 min readFeb 19, 2019

--

Dakwah

Memang seperti inilah jalan yang kami tempuh. Jalan sederhana yang mempertemukan banyak alir kebaikan pada tempat-tempat dimana kebaikan terus digemakan. Jalan dimana alir dan alur keberkahan tetap yakti dalam diri. Dan jalan dimana kemudian segunung harap tetap dilambungkan ketika lusinan kata-kata tak lagi mampu membuat jarak diantara kita. Sebab, inilah jalan yang hendak kami tempuh. Jalan berliku yang terkadang membuat rasa cemburu di dada mereka gampang terusik. Jalan yang padanya sehimpun tanya saling mengembalikan lalu menawarkan alasan-alasan lain untuk sekadar mundur atau tetap maju meski goda dunia dihadapkan di depan mata. Ya, godaan yang dulu pernah membuat Tsa’labah menjadi begitu lena terhadap apa-apa yang berkilauan di depannya hingga Allah dan janjinya kepada Baginda Rasul ketika meminta dihajatkan segala kebaikan diabaikan begitu saja. Ya, godaan yang dulu membuat Qarun terbenam beserta seluruh kekayaannya sebab jumawanya diri ketika mendapat kelimpahan harta sementara Sang Maha Kaya dilupakan dan ditepikan begitu saja.

Kelak, akan selalu ada orang-orang yang padanya kita akan menitipkan sehimpun rasa. Menggelorakan ikhtiar-ikhtiar sederhana tentang kapan dan dimana perjuangan akan dimulakan. Tentang undakan demi undakan kebaikan ketika kemudian kesabaran dan ketabahan berjumpa batas sederhananya. Ketika ikhtiar demi ikhtiar menemukan buntunya. Sementara orang-orang yang mesti diajak mendekat kepada kebaikan masih sering banyak bertanya apa salah mereka ketika kita datang dengan menghujat sementara awalan niat kita adalah mengajak. Tak sadarkah kala kita berada di jalan benderang ini, justru ada sebagian nama yang merasa cemburu dan ingin turut serta bersama kita. Melingkar dalam taman-taman surga yang karib kita sebut majelis ilmu. Sementara ada sebagian kita yang mendaku sebagai orang paling baik bahkan terkesan enggan menyatu dengan mereka yang terpanggil jiwanya untuk bergegas pulang. Ah, adakah rasa cemburu yang padanya jalan kebaikan ini akan koyak moyak?

2019

--

--

Aldy istanzia wiguna

Seorang pembaca payah. Saat ini beraktivitas di Pusaka Pustaka, perpustakaan sederhana yang sedang dirintisnya.