Berlari
Kita baru sebatas dimampukan untuk melangkah bukan berlari seperti yang lain. Kalaupun berlari, kita masih perlahan belum sekencang mereka yang sudah tegak di baris terdepan. Kita masih sebatas remah yang mencoba mengumpulkan aneka puing perjalanan juga ikhtiar kebaikan yang berserakan dimana-mana. Kita memang bukan siapa-siapa, tapi kita masih bisa melangitkan harap tentang soalan sederhana menjadi orang yang bermanfaat bagi semesta di hari kemudian. Kita baru sebatas titik yang kelak sambung menyambungkan hingga manfaat serta maslahat yang ditebar dapat dirasakan semesta. Kita hanya isyarat tentang bagaimana perjalanan-perjalanan tetap hadirkan tapak kebaikan tanpa ada tapi dan tanpa mengenal jeda. Sebab istirah sederhana kita nantinya adalah Firdaus yang akan menjadi peristirahatan abadi dalam perjalanan-perjalanan lengang ini.
Pada tapak-tapak musibah yang masih karib menyapa negeri, kita hanya bisa berikhtiar sekuat tenaga, daya dan upaya agar kelak ia dapat segera sirna dan kehidupan kembali normal seperti sediakala. Meski ikhtiar kita tak sehebat dan sekencang ikhtiar mereka yang tegak di garis terdepan. Meski ikhtiar kita hanya teriakan-teriakan dengan suara ringan bahkan nyaris tak terdengar, kita hanya berharap masih ada kebaikan serta keberkahan hidup yang Allah titipkan padanya. Pada apa yang kita ikhtiarkan untuk bisa memperbaiki keadaan-keadaan yang semakin runyam dan tanpa rupa. Keadaan yang dulu pernah memaksa kita untuk membiasakan hari-hari lain masuk dalam dimensi ruang dan waktu perjalanan kita. Hari yang semakin berat untuk dijalani dan hari dimana kebaikan-kebaikan tak boleh putus mengabarkan keberadaan dan kehadirkan kita sebagai manusia yang memanusiakan sesama. Sebagai manusia yang tetap tegak di garis terdepan. Dan sebagai manusia yang sejatinya akan membutuhkan manusia lain untuk menjalankan hidup dan segala dinamikanya yang tak pernah kosong dari berbilang ujian dan cobaan.
Memang, kita ditakdirkan hanya untuk berlari perlahan bukan berlari kencang seperti yang lain. Tapi, kita masih dimampukan agar bisa seperti mereka yang sudah melesat jauh di depan kita. Menjadi mereka dengan cara kita sendiri. Meski perlahan, ia hadir untuk menjadi kebaikan sebagaimana yang berlari kencang. Ia takkan pernah bosan menjadi pengingat agar musibah dan pandemi menjadi pelajaran berharga untuk tetap ikhtiarkan jalan-jalan kebaikan di depan sana. Tak mengenal jeda apatah lagi tapi. Semua tetap diikhtiarkan agar padanya nyala kebaikan tetap ada, mengabadi hingga melintasi ruang, waktu dan zaman yang berbeda. Kita barangkali tidak ditakdirkan untuk menjadi penyambung kebaikan di hari ini, tapi di masa yang padanya kebaikan-kebaikan akan tetap berkelimpahan dan menjadi penyambung yang mendekatkan kita dengan masa-masa itu.
Masa dimana perjalanan demi perjalanan tetap menjadi pelajaran dengan caranya sendiri. Masa dimana kita pernah mengenal kata menyerah dan hampir tunduk padanya. Masa dimana kemudian kita menemukan ruang dan jalan untuk bangkit dan melangkah bersama. Mewujudkan apa yang seharusnya diwujudkan. Menjelaskan setiap kerangka kerja dan ajakan kebaikan agar kehadirannya tidak sekadar ucap tapi mewujud dalam tindak dan perbuatan nyata. Masa dimana perjalanan mengharu biru akan dikenang sebagai satu dari sekian banyak pelajaran tentang detak-detik waktu yang sambung menyambung menjadi tapak kebaikan. Satu masa dimana pada akhirnya kemanusiaan yang adil dan beradab serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia bukan lagi sekadar slogan yang jauh panggang dari api tapi lunas sebagai bagian dari janji kemerdekaan yang tertunda setelah tujuh puluh purnama ke sekian kita merdeka dari belenggu penjajahan.
Ya, kita memang tidak pernah ditakdirkan untuk berlari kencang. Tapi kita masih diberikan peluang untuk sampai di garis finish dengan harapan semesta akan tersenyum menyaksikan segala daya dan upaya kita dalam menghadirkan kebaikan, kebermanfaatan, serta kemaslahatan yang padanya telah Allah janjikan alir pahala dan keberkahan tak berjeda sepanjang hayat dikandung badan. Wallahu a’lam bish shawwab.****
2021