Ambil Saja Hikmahnya

Aldy istanzia wiguna
2 min readMar 30, 2020

--

Dalam catatan saya, setidaknya ada kurang lebih 23 karya yang sudah terhimpun. Karya sederhana yang terdiri dari dua belas kumpulan puisi, sembilan karangan prosa, satu naskah drama, dan satu buku teori sastra. Semua yang terhimpun adalah karya dan tapak mereka yang hadir dan bertumbuh kembang di Persatuan Islam. Semuanya adalah catatan yang apik dan mungkin hari ini karya-karya tersebut hanya beredar di beberapa kolektor dan penjual buku dengan harga yang tak biasa lagi bahkan bisa berkali-kali lipat adanya.

Semua bermula ketika mendapati buku bahan pelajaran diniyyah yang disusun ustadz Maman Nurzaman Romli. Sebuah buku berjudul Tauhid yang ditulis dalam bentuk nadzhom atau syair. Ust Maman sendiri dalam mukaddimah buku tersebut mengatakan bahwa untuk menerangkan materi yang terhimpun di dalam buku ini harus dengan cara syi’iran atau dinyanyikan. Setelah itu, pelacakan demi pelacakan terus dilakukan. Mulai dari berjumpanya saya dengan buku ust Utsman Sholehuddin, ama Endang Saifuddin Anshari, tuan Ahmad Hassan dan beberapa karya lainnya. Dihimpun sejak akhir 2016 sampai dengan 2018. Tentu, angka 23 itu masihlah kisaran sedikit untuk sebuah penelusuran panjang. Ini belum yang saya dapatkan dari salah satu keluarga asatidz yang jumlahnya hampir 30-an lebih. Termasuk tiga karya beliau yang akhirnya saya kategorikan sebagai karya sastra.

Lantas, setelah semua yang dicari didapat. Apa tugas berikutnya? Saya dan kawan-kawan di Pesantren Sastra telah berikhtiar untuk menelisik, mengkaji dan menelusuri bagaimana isi, makna serta hikmah dari sejumlah karangan puisi, prosa, drama dan teori sastra yang disusun para alim ulama dan intelektual Persatuan Islam ini. Ada satu garis temu yang membuat kami semua terhenyak sekejap sebelum akhirnya kami berkesimpulan bahwa khazanah demi khazanah ini perlu disusun dan direkonstruksi ulang keseluruhan isinya. Tentu, ini bukanlah pekerjaan mudah. Mengetik ulang memang pekerjaan mudah. Tapi mengkaji, mulazamah dan muthala’ah keseluruhan karya tersebut? Ini yang kelak menjadi pekerjaan rumah kita semua. Sebagaimana yang disampaikan Amih Rokayah Syarief, isteri dari ust Syarief Sukandi yang juga ketua umum PP Persistri 2000–2005 saat kami berkesempatan bermulazamah kepada beliau di April 2019 lalu. Nitip weh. Pangkajikeun. Sugan aya nu kapetik naon anu diserat ku Apa dina sajak-sajakna ieu.

2020

--

--

Aldy istanzia wiguna

Seorang pembaca payah. Saat ini beraktivitas di Pusaka Pustaka, perpustakaan sederhana yang sedang dirintisnya.